Rabu, 07 Desember 2011

Yuddy: Presiden Jangan Pandang Bakar Diri di Depan Istana Itu Perkara Remeh




 











REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua DPP Partai Hanura Yuddy Chrisnandi
mengharapkan, pemerintah tidak memandang aksi seorang yang membakar diri
di depan Istana Negara sebagai hal yang remeh. "Pemerintah, khususnya
Presiden jangan memandang remeh peristiwa ini. Itu cara rakyat
melontarkan kritik yang keras," katanya dalam keterangan pers di
Jakarta, Kamis.





Dia mengatakan, aksi bakar diri di depan Istana
Negara sebagai refleksi frustrasi rakyat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang dinilai tidak membawa perubahan berarti bagi kehidupan
rakyat. "Aksi itu juga menunjukkan kekesalan orang kecil kepada aparat
negara yang dianggap tidak berpihak pada penderitaan rakyat dan Kepala
Negara dianggap menjadi representasi itu," katanya.





Dalam
keyakinan kalangan tertentu, kata dia, membakar diri adalah peristiwa
sakramen atau lazim disebut sacrifice yang berarti sebuah pengorbanan
tertinggi menyerahkan nyawa sebagai tumbal terjadinya perubahan yang
lebih baik untuk menyelamatkan orang banyak. "Walaupun hanya dilakukan
satu orang, aksi membakar diri di depan Istana Negara mengundang simpati
khalayak luas dan menumbuhkan solidaritas yang dapat kian membesar,"
katanya.





Oleh karena itu, kata mantan anggota Komisi I DPR RI itu,
pemerintah, khususnya Presiden, tidak boleh memandang remeh peristiwa
itu.


Sebelumnya, seorang pria yang tidak dikenal membakar diri di
depan Istana Merdeka sekitar Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat,
Rabu (7/12) sekitar pukul 17.30 WIB.


Saat ini, korban masih
menjalani perawatan intensif dengan kondisi luka serius pada sekujur
tubuhnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Tindakan bakar diri tersebut, mengundang solidaritas dari kelompok mahasiswa dengan menggelar aksi di depan RSCM, Jakarta Pusat.





Sejumlah
mahasiswa dari Universitas Bung Karno (UBK), Universitas Satya Negara
Indonesia, Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Universitas Islam
Jakarta (UIJ) menggelar aksi pada Rabu pukul 22.00 WIB. Para mahasiswa
yang menggelar aksi solidaritas menyatakan keprihatinannya terhadap
tindakan bakar diri tersebut dan menduga terkait dengan kondisi ekonomi
korban.





Sementara itu, Kepolisian Resor Metropolitan (Polrestro)
Jakarta Pusat menduga aksi seorang pria yang membakar diri di depan
Istana Presiden, tidak terkait dengan unjuk rasa. "Aksi bakar diri tidak
ada hubungannya dengan unjuk rasa, karena massa pengunjuk rasa sudah
membubarkan diri," kata Kepala Polrestro Jakarta Pusat, Komisaris Besar
Polisi AR Yoyol.



Hal itu karena peristiwa pria yang membakar diri
terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, sedangkan massa yang berunjuk rasa
membubarkan diri pada pukul 16.00 WIB.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar